Pembunuhan tragis seorang mahasiswi, FAN (21), telah mengguncang masyarakat, membawa perhatian besar ke masalah kejahatan di lingkungan kampus. Peristiwa ini memicu berbagai reaksi dari publik dan penegak hukum, yang kini sedang bekerja keras untuk mengungkap fakta-fakta di balik kejadian tersebut.
Dua tersangka utama kini telah ditangkap, termasuk seorang anggota kepolisian. Penangkapan ini menunjukkan adanya keterlibatan yang lebih luas, dengan harapan agar keadilan dapat ditegakkan bagi korban dan keluarganya.
FAN adalah warga Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Jenazahnya ditemukan di aliran sungai secara tragis, sehingga menambahkan duka pada keluarga dan teman-teman dekatnya.
Penangkapan Tersangka dan Proses Penyidikan
Tersangka terakhir, yang dikenali dengan inisial SY, berhasil ditangkap oleh Tim Jatanras Polda Jatim. Proses penangkapannya berlangsung di Jalan Raya Keraksan, Probolinggo, dan terjadi pada malam hari menjelang akhir pekan.
Menurut informasi dari Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast, tersangka SY ditangkap setelah berpindah-pindah lokasi untuk menghindari penegak hukum. Hal ini menunjukkan kecerdikan dan kegigihan tersangka dalam usaha mengelak.
Penangkapan ini tidak hanya membawa harapan untuk menjelaskan kasus ini, tetapi juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi polisi. Tersangka SY sempat dibantu oleh keluarganya, yang berusaha menggagalkan penangkapan ini dengan cara yang sangat licik.
Rincian Kasus Pembunuhan dan Motifnya
Kasus ini tidak hanya menjadi sorotan karena kondisi tragis jenazah korban, tetapi juga karena keterlibatan anggota kepolisian. Ditemukannya jenazah FAN di aliran sungai menimbulkan banyak pertanyaan mengenai bagaimana dan mengapa peristiwa ini bisa terjadi.
Meskipun motif pastinya masih dalam tahap penyelidikan, pihak kepolisian memperkirakan bahwa mungkin ada rencana jahat yang terlibat dalam pembunuhan ini. SY dan AS dugaan terlibat dalam membuang jasad korban sesuai dengan hasil penyelidikan awal.
Penyidik menganalisis setiap bukti yang ditemukan di lokasi kejadian dan berusaha memtruhaksi lebih banyak informasi dari saksi-saksi yang mengenal korban. Keputusan untuk membuang jasad di lokasi tersebut menunjukkan adanya upaya untuk menutupi jejak.
Dukungan Komunitas dan Keluarga Korban
Ketika berita kematian FAN menyebar, reaksi kuat muncul dari masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa. Keluarga dan teman-teman korban merasa sangat kehilangan dan berharap agar keadilan dapat ditegakkan.
Keluarga FAN telah memberikan dukungan kepada pihak kepolisian dalam penyelidikan. Mereka berusaha untuk tetap tabah di tengah duka, namun keinginan untuk mendapatkan keadilan sangat kuat dan menjadi harapan bagi mereka.
Kepolisian juga mengajak masyarakat untuk tetap berpartisipasi dalam memberikan informasi terkait kasus ini. Dengan melakukan hal tersebut, masyarakat dapat membantu mempercepat proses penyidikan dan menangkap pelaku lain yang mungkin terlibat.
