Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Larantuka, Romo Bernardus Belawa Wara, menegaskan bahwa fenomena fatherless atau ketiadaan figur ayah menjadi luka serius bagi keluarga. Ia mengungkapkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa bimbingan ayah cenderung menghadapi banyak tantangan emosional dan spiritual yang berpotensi mengganggu perkembangan mereka.
Romo Ben, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa peran ayah seharusnya bukan hanya sekadar hadir secara fisik. Menurutnya, kehadiran emosional dan spiritual sangat penting agar anak merasa terhubung dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa menjadi ayah merupakan sebuah panggilan seumur hidup. Ayah seharusnya menjadi pemimpin di rumah, bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi sebagai teladan yang baik bagi anak-anak dalam berbagai aspek kehidupan.
Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga Modern
Di era yang serba digital dan kompleks ini, peran ayah semakin krusial. Ayah diharapkan dapat hadir baik secara fisik maupun dalam dunia digital anak-anaknya, agar dapat memberikan arahan dan dukungan yang tepat. Hal ini penting agar anak dapat berkembang dengan baik di tengah tantangan yang ada.
Romo Ben mengingatkan bahwa kehadiran ayah meliputi lebih dari sekedar fisik. Diperlukan keterlibatan yang aktif, seperti memperhatikan keadaan emosional anak dan berbagi pengalaman hidup. Tanpa kehadiran yang utuh, anak akan rentan menghadapi permasalahan kompleks yang ada di sekitarnya.
Di dalam peran ini, komunikasi yang efektif antara ayah dan anak juga sangat penting. Sebuah dialog yang terbuka akan membantu anak merasa aman untuk berbagi perasaan dan kekhawatiran mereka, sehingga memperkuat ikatan emosional dalam keluarga.
Memberdayakan Ayah untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Salah satu cara untuk memberdayakan ayah adalah melalui pendidikan dan pendampingan, seperti yang dilakukan dalam Bimbingan Teknis Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Kegiatan ini berlangsung di Aula Eltari Kupang, NTT, dan diikuti oleh 250 penyuluh serta tokoh agama Katolik. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat pemahaman akan peran ayah dalam keluarga.
Melalui episentrum kegiatan ini, Romo Ben dan rekan-rekan lainnya berbagi wawasan tentang bagaimana ayah dapat berkontribusi secara positif dalam perkembangan anak. Kesadaran bahwa ayah adalah pilar keseimbangan dalam keluarga perlu ditanamkan kepada semua peserta.
Educasi kepada ayah tidak hanya melibatkan pengetahuan tentang pengasuhan, tetapi juga pemahaman tentang spiritualitas dan iman. Dengan memiliki pemahaman yang baik, ayah bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka dalam menjalani kehidupan yang penuh makna.
Menjadi Pemimpin Spiritual di Rumah
Romo Ben juga menekankan pentingnya ayah sebagai pemimpin rohani di rumah. Menurutnya, ayah bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak-anak. Hal ini dapat dilakukan melalui praktik sehari-hari, seperti berdoa bersama dan menghadiri kegiatan keagamaan sebagai keluarga.
Di dalam konteks Gereja Katolik, kehadiran ayah sebagai teladan kasih Allah adalah esensial. Ayah tidak hanya berfungsi sebagai pengarah, tetapi juga sebagai teladan yang menunjukkan cinta dan kasih sayang. Agar anak-anak dapat belajar dari tindakan nyata orangtua.
Dengan demikian, ayah yang menjalankan fungsi ini membantu menciptakan ikatan yang kuat, bukan hanya di lingkup keluarga, tetapi juga dalam masyarakat luas. Keluarga yang kuat akan menghasilkan individu yang sehat dan bertanggung jawab.
Kesimpulan: Membangun Keluarga yang Kuat Melalui Peran Ayah
Dalam melihat pentingnya peran ayah, kita menyadari bahwa kehadiran mereka dapat memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan anak. Ayah yang aktif berpartisipasi dalam hidup anak akan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
Membangun keluarga yang kuat membutuhkan komitmen, perhatian, dan kasih sayang yang tulus dari seorang ayah. Untuk mencapai hal ini, engagement yang berkelanjutan antara ayah dan anak sangatlah krusial.
Dengan pendidikan dan kesadaran yang tepat, diharapkan ayah bisa memenuhi peran mereka sebagai pemimpin spiritual dan moral. Hal ini tentu akan membawa dampak positif bagi keluarga dan juga perdamaian di masyarakat. Melalui peran yang baik, ayah bisa menjadi teladan bagi generasi mendatang.