Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya yang mengkhawatirkan, mengakibatkan bencana yang berpotensi merugikan masyarakat di sekitarnya. Pada Rabu, 19 November, awan panas yang dikeluarkan oleh gunung tersebut menyebabkan dua orang terpaksa dirawat di rumah sakit akibat luka bakar yang mereka alami.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Isnugroho, mengonfirmasi bahwa kedua korban adalah Haryono dan Normawati, pasangan suami istri yang berasal dari Kediri. Mereka mengalami luka yang cukup serius akibat awan panas ketika melintas di wilayah Gladak Perak, Sumbermujur.
Isnugroho menjelaskan bahwa keduanya berupaya untuk melintasi jalur tersebut meskipun di saat bersamaan awan panas sedang turun. “Korban mengalami luka bakar sekitar 20 persen pada tangan dan sebagian wajah. Saat ini, mereka sudah mendapatkan perawatan medis di RSUD Pasirian,” jelasnya.
Dampak Erupsi Gunung Semeru bagi Warga Sekitar
Erupsi yang terjadi pada hari itu menyebabkan warga sekitar menjadi panik dan harus mengungsi untuk menjaga keselamatan. Selain itu, aktivitas pendakian Gunung Semeru hingga Ranu Kumbolo kini dinyatakan ditutup total untuk mencegah adanya korban lebih lanjut.
Status Gunung Semeru saat ini adalah awas, dan luncuran awan panas yang terus berlangsung menjadikan situasi semakin berbahaya. Amplitudo maksimum yang teramati mencapai 40 mm dengan jarak luncur lebih dari 14 kilometer.
Menurut laporan, cuaca di sekitar Semeru juga menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan, dengan keadaan visual yang gelap dan berawan. Akses ke Jembatan Gladak Perak pun ditutup untuk menjaga keselamatan masyarakat dari sifat berbahaya dari luncuran awan panas.
Antisipasi yang Dilakukan oleh Pihak Berkepentingan
Pemerintah daerah dan instansi terkait menunjukkan kesigapan dalam merespons situasi ini. Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, secara khusus telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengantisipasi gangguan penerbangan akibat erupsi ini.
General Manager Bandara Juanda, Muhammad Tohir, mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan BMKG untuk memantau situasi debu vulkanik yang mungkin mempengaruhi penerbangan. “Kami akan terus memantau dan bersiap siaga apabila debu bergerak menuju arah bandara,” ujarnya.
Meskipun demikian, hingga saat ini, operasional penerbangan di Bandara Juanda masih berlangsung normal. Langkah-langkah darurat tetap dipersiapkan untuk menghindari kemungkinan terburuk akibat aktivitas Gunung Semeru.
Kesadaran Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Alam
Kejadian ini menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam di daerah mereka. Edukasi tentang cara bertindak yang tepat saat bencana terjadi menjadi sangat krusial agar penduduk dapat mengurangi risiko cedera atau bahkan kehilangan nyawa.
Pihak BPBD dan instansi pemerintahan diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan informasi dan pelatihan bagi masyarakat sekitar mengenai prosedur evakuasi dan tindakan keselamatan lainnya. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih siap menghadapi situasi darurat di masa depan.
Selain itu, dukungan sosial dan emosional juga sangat penting dalam mengatasi dampak bencana. Masyarakat perlu saling mendukung dan berbagi informasi tentang keselamatan untuk memastikan semua orang dalam komunitas tetap aman.
