Anak tertua dari Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani, menolak penobatan adiknya, KGPH Hangabehi, sebagai Pangeran Pati yang merupakan calon Raja Keraton Surakarta. Timoer mengklaim bahwa keputusan tersebut melanggar kesepakatan keluarga yang ada mengenai penerus takhta kerajaan setelah ayah mereka meninggal dunia.
Dalam pernyataannya, Timoer menjelaskan bahwa perasaan kecewanya muncul karena Mangkubumi dianggap telah berkhianat terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama. Ia menyesalkan sikap adiknya yang menerima penobatan tanpa melibatkan anggota keluarga lainnya dalam proses keputusan tersebut.
“Saya cuman sedih saja, Gusti Mangkubumi bisa berkhianat dengan kami putra-putri, kakak-kakak, dan adik-adiknya. Itu saja yang saya sesalkan,” ungkap Timoer saat memberikan keterangan pada 13 November.
Pertemuan Keluarga yang Memicu Ketegangan
Timoer kemudian mengungkapkan isi pertemuan keluarga yang sebelumnya dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, serta Wali Kota Solo Respati Ardi. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut telah ada kesepakatan yang jelas mengenai siapa yang seharusnya menjadi putra mahkota.
“Kan kami sudah bicara bahkan di hadapan Gubernur, Bapak Respati, dan Bapak Gibran. Kami kan sudah berbicara,” kata Timoer menekankan pentingnya kesepakatan tersebut.
“Kami sudah sepakat untuk menjadikan Pangeran Adipati Anom Hamangkunagoro sebagai putra mahkota,” lanjutnya. Penegasan ini menunjukkan bahwa ia dan pihak keluarga lainnya merasa ada yang tidak beres dalam proses penobatan yang berlangsung.
Persoalan Legitimitas dalam Penobatan
Timoer menandingkan bahwa rapat yang menetapkan Mangkubumi sebagai penerus takhta tidak memenuhi syarat yang seharusnya. Ia mengklaim bahwa rapat tersebut dibuat tanpa kehadiran keluarga inti Pakubuwana XIII, yang seharusnya dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
“Putra-putri Pakubuwana XIII tidak ada yang hadir kecuali Mangkubumi,” ujarnya dengan nada penuh kekecewaan. Hal ini pun menimbulkan keraguan terhadap keabsahan keputusan yang diambil dalam rapat tersebut.
Lebih jauh, Timoer menjelaskan bahwa sebagian besar adik-adik Pakubuwana XIII juga tidak hadir. Dari total 23 orang yang diundang, hanya enam yang hadir, dan dua di antaranya memilih untuk keluar dari pertemuan. “Silakan Anda menilai sendiri mengenai keabsahan ini,” imbuhnya.
Menyikapi Pelantikan Raja yang Akan Datang
Di tengah ketegangan ini, Timoer memastikan bahwa pelantikan Jumenengan Dalem Binayangkare Pakubuwana XIV akan tetap berlangsung sesuai rencana. Dia menegaskan bahwa persiapan pelantikan tersebut sudah mencapai 70 persen, menunjukkan persiapan yang cukup matang meskipun ada permasalahan internal yang terjadi.
“(Jumenengan) masih tetap dilaksanakan. (Persiapan) sudah 70%,” kata Timoer, menandakan bahwa keluarga tetap berkomitmen pada tradisi meskipun dalam situasi yang rumit ini. Pelantikan Pakubuwana XIV dijadwalkan berlangsung pada 15 November mendatang.
Keputusan untuk melanjutkan acara pelantikan merupakan langkah penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi kerajaan. Meskipun ada berbagai persoalan internal, pelantikan ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan stabilitas bagi Keraton Surakarta serta semua pihak yang terlibat.
