Pemerintah Kabupaten Nganjuk baru-baru ini meraih Dana Insentif Fiskal Kinerja Tahun Berjalan 2025 sebesar Rp5.687.981.000 dari Pemerintah Pusat. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas upaya signifikan daerah dalam menurunkan prevalensi stunting melalui berbagai intervensi kesehatan dan sinergi lintas sektor.
Dalam acara penyerahan penghargaan tersebut, Pemkab Nganjuk menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan kesehatan anak dan ibu. Dengan melibatkan berbagai pihak, mereka berhasil mewujudkan program-program yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak di wilayah tersebut.
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting tahun 2025 diadakan di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Wakil Presiden, serta berbagai perwakilan daerah yang telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam upaya penurunan stunting.
Pentingnya Sinergi Lintas Sektor dalam Menangani Stunting
Stunting menjadi salah satu isu kesehatan penting yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Upaya yang dilakukan oleh Pemkab Nganjuk sangat mengedepankan kolaborasi antara berbagai instansi dan komunitas lokal untuk menurunkan angka stunting. Intervensi spesifik seperti peningkatan gizi dan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak sangat berperan penting dalam program ini.
Di samping itu, penguatan peran kader Posyandu juga menjadi fokus utama. Kader-kader ini bukan hanya berfungsi sebagai penyuluh, tetapi juga berperan aktif dalam memantau tumbuh kembang anak di lingkungan sekitar. Hal ini penting agar setiap anak mendapatkan perhatian yang diperlukan sejak dini.
Partisipasi masyarakat dalam program ini pun tidak dapat diabaikan. Pemkab Nganjuk memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat untuk terlibat langsung dalam mendukung kesehatan dan gizi anak-anak. Dengan demikian, masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap program-program tersebut.
Tanggung Jawab Bersama dalam Mengurangi Angka Stunting
Pemerintah daerah mengajak seluruh stakeholder untuk menjalin kerjasama dalam mengatasi masalah stunting. Dalam sambutan di Rakornas, Wakil Presiden menekankan betapa pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental anak-anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan bersahabat. Hal ini meliputi penanganan isu bullying di sekolah dan menjaga kesehatan mental anak-anak selama proses belajar mengajar.
Keberhasilan dalam menurunkan angka stunting tidak bisa dicapai tanpa dukungan dari seluruh pihak, termasuk lembaga pendidikan. Sekolah memiliki peran vital dalam mengenalkan pola hidup sehat kepada anak-anak, serta menyediakan lingkungan belajar yang kondusif. Pendidikan tentang gizi dan kesehatan harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah.
Dengan menjaga sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan hasil positif dapat terus berlanjut, dan stunting di Kabupaten Nganjuk dapat benar-benar teratasi. Kesadaran dan tindakan bersama akan menentukan keberhasilan program ini.
Komitmen Berkelanjutan dari Pemerintah Daerah
Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian yang diraih. Ia berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dan memperluas peran kader Posyandu di seluruh wilayah. Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan setiap anak di Kabupaten Nganjuk dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.
Pemerintah daerah juga berencana untuk melakukan evaluasi rutin untuk memantau progres yang telah dicapai. Evaluasi ini penting untuk mengetahui aspek mana yang perlu diperbaiki dan dikembangkan agar program penurunan stunting berjalan lebih efektif. Pelibatan masyarakat dalam evaluasi ini juga perlu untuk meningkatkan keterlibatan mereka.
Program-program yang telah dirancang tidak hanya fokus pada peningkatan gizi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Dengan pemberdayaan, masyarakat akan lebih mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi secara mandiri, sehingga ketergantungan pada intervensi pemerintah dapat berkurang.
