Ketua Indonesia Transplantation Society (InaTS), dokter spesialis penyakit dalam Maruhum Bonar H. Marbun, menyatakan bahwa pasien dengan gagal organ yang menjalani transplantasi memiliki peluang hidup yang lebih panjang. Selain itu, kualitas hidup pasien tersebut juga jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelum menjalani prosedur transplantasi.
“Kualitas hidup orang yang sakit apapun terkait gagal organ itu pasti lebih panjang umurnya,” ujar Bonar dalam sebuah acara di Hospital Expo 2025 yang diadakan di ICE BSD, Banten.
Di RSCM Jakarta, tempat dokter Bonar menjalani praktik, tingkat keberhasilan transplantasi organ pada tahun pertama mencapai lebih dari 90 persen. Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh faktor kecocokan dan juga minimnya risiko infeksi setelah transplantasi.
Menurut Bonar, proses transplantasi itu tidak terlalu sulit, mirip dengan operasi lainnya, tetapi tantangan sesungguhnya muncul setelah operasi. Pasien yang mendapatkan transplantasi ginjal, misalnya, seringkali merasakan perubahan signifikan dalam hidup mereka.
Dengan transplantasi yang berhasil, pasien bisa kembali melanjutkan aktivitas sehari-hari, bekerja, serta beraktivitas fisik tanpa harus bergantung pada mesin dialisis. Hal ini jelas meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Dari sisi ekonomi, transplantasi organ juga memberikan dampak positif bagi negara. Menurut Bonar, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan pasien dengan gagal organ dalam jangka panjang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan program transplantasi.
Dampak Positif Transplantasi Organ bagi Kualitas Hidup Pasien
Transplantasi organ membuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik bagi banyak individu. Bagi mereka yang sebelumnya terpaksa mengikuti dialisis secara rutin, keberhasilan transplantasi menjadi titik balik yang sangat diharapkan.
Setelah transplantasi, pasien tidak hanya mendapatkan kembali fungsi organ yang hilang, tetapi juga merasakan kebebasan untuk menjalani aktivitas yang telah lama terhambat. Ini memberikan semangat baru dan harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
Pengalaman rehabilitasi pasca-transplantasi sangat berbeda dibandingkan dengan menjalani perawatan dialisis. Pasien merasa lebih energik, dan banyak yang melaporkan kualitas hidup yang meningkat secara signifikan.
Ini juga berdampak pada kesehatan mental pasien; stress dan kecemasan yang sering dikaitkan dengan perawatan jangka panjang dapat berkurang. Dukungan dari keluarga dan komunitas juga sangat membantu dalam proses pemulihan mereka.
Dengan demikian, transplantasi organ bukan hanya tentang meningkatkan harapan hidup, tetapi juga tentang menghadirkan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari pasien. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan medis tidak hanya terlihat dari angka statistik, tetapi juga dari kebahagiaan dan kepuasan hidup pasien.
Prosedur dan Tantangan Dalam Transplantasi Organ
Setiap prosedur transplantasi organ melibatkan serangkaian langkah yang harus dilalui secara hati-hati. Pemilihan donor yang tepat menjadi salah satu faktor kunci dalam memastikan keberhasilan transplantasi.
Dokter Marbun menyebutkan bahwa kecocokan antara donor dan penerima sangat penting untuk mengurangi risiko penolakan organ. Proses ini mencakup serangkaian tes yang mendalam untuk memastikan kesesuaian.
Pasca operasi, pasien juga harus menjalani berbagai perawatan untuk mencegah infeksi dan komplikasi. Ini mencakup pengobatan anti-penolakan yang harus rutin diminum agar tubuh tidak menolak organ baru.
Kendati ada tantangan yang harus dihadapi, tingkat keberhasilan tinggi di rumah sakit menunjukkan bahwa lapar medis dalam transplantasi organ terus meningkat. Ini menggambarkan kemajuan yang telah dicapai dalam bidang kedokteran.
Namun, pasien dan keluarga tetap harus berkomitmen penuh terhadap perawatan pasca-transplantasi. Disiplin dalam mengikuti semua rekomendasi dokter sangatlah vital agar hasil transplantasi dapat optimal dan bertahan dalam jangka panjang.
Peran Masyarakat dan Kesadaran Tentang Transplantasi
Kampanye kesadaran tentang pentingnya transplantasi organ sangat diperlukan untuk meningkatkan jumlah donor. Setiap individu dapat berperan aktif dengan mendonasikan organ mereka setelah meninggal dunia.
Dengan meningkatnya kesadaran ini, diharapkan lebih banyak orang yang bersedia menjadi donor. Hal ini akan sangat berkontribusi pada penanganan masalah gagal organ yang semakin meningkat di masyarakat.
Adanya informasi yang akurat dan edukasi tentang transplantasi juga dapat membantu menghilangkan stigma yang sering kali melekat pada proses ini. Masyarakat perlu memahami bahwa hasil dari transplantasi dapat secara drastis mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.
Selain itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga kesehatan dalam menyediakan fasilitas dan program edukasi sangat penting. Dengan kolaborasi yang baik, akan ada peningkatan pemahaman publik mengenai transplantasi organ.
Langkah-langkah ini tidak hanya akan meningkatkan angka transplantasi, tetapi juga membuat proses yang bersangkutan menjadi lebih transparan dan diterima oleh masyarakat umum.